Dalam rangka mencapai misi zero emission, negara-negara di seluruh dunia sepakat meninggalkan mobil berbahan bakar minyak dan perlahan beralih ke mobil listrik. Indonesia termasuk negara yang mulai memberlakukan hal itu. Bahkan sebagai bukti keseriusan, Pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Contents
Kekurangan Mobil Listrik Berisiko Mengancam Keselamatan
Sejumlah kelebihan mobil listrik sukses mengharumkan sektor industri otomotif. Tapi di sisi lain justru membuat publik terlena pada kekurangan mobil listrik itu sendiri. Padahal, beberapa kekurangan mobil listrik berpotensi membahayakan keselamatan pengendara dan pengguna jalan.
Untuk lebih jelasnya, cek sederet kekurangan-kekurangan yang terdapat pada mobil listrik di bawah ini.
Korsleting dan Putus Arus Saat Banjir
Desain instalasi kelistrikan pada mobil listrik modern jauh lebih aman daripada abad 20 silam. Sektor baterai dan komponen kelistrikan lainnya telah terproteksi cukup baik. Hanya saja, hal itu tetap tidak menjamin risiko terjadinya korsleting nihil. Terutama saat mobil melaju di bawah hujan deras atau menerobos banjir.
Banjir dengan ketinggian tertentu bisa saja merembes masuk dan mengganggu sistem kelistrikan mobil. Bahaya terburuk tentu saja korsleting atau putus arus yang memicu terjadinya kebakaran.
Terancam Petir
Meski kasus mobil listrik tersambar petir sangat jarang terjadi, namun bukan berarti risiko ini boleh dikesampingkan. Sambaran petir mungkin tidak mencelakai penumpang di dalam mobil. Sebab ketika petir melewati rangka logam maka arus listrik akan masuk ke ban sebelum akhirnya ke dalam tanah. Dengan begitu, penumpang di dalam mobil tetap aman.
Yang lebih mengkhawatirkan justru saat proses pengisian daya. Apapun ceritanya, segera hentikan pengisian daya saat hujan berpetir. Apabila petir menyambar mobil saat pengisian daya maka akibatnya fatal. Sistem kelistrikannya bisa-bisa jebol. Kalau sudah kejadian siap-siap saja keluar biaya besar untuk perbaikannya.
Suara Mesin Senyap
Kendaraan berbasis listrik terkenal dengan suara mesinnya yang tak terdengar. Si satu sisi, ini poin plus dari mobil listrik. Sebab dapat membantu mengurangi polusi suara di jalan raya secara signifikan. Tetapi, di sisi lain berdampak fatal bagi sesama pengendara maupun pejalan kaki.
Senyapnya suara mesin seringkali membuat orang lain tidak menyadari ada kendaraan yang sedang melaju atau menyalip. Kondisi demikian sangat membahayakan bagi pengguna jalan, terutama lansia, anak-anak, bahkan yang berkebutuhan khusus.
Rupa-rupanya kekurangan mobil listrik ini membuat Pemerintah Inggris resah memikirkan keselamatan rakyatnya. Sehingga tahun 2019 silam melalui peraturan resmi setempat, Pemerintah Inggris mewajibkan semua kendaraan listrik menggunakan Sistem Peringatan Kendaraan Akustik (AVAS).
Adapun AVAS ini semacam suara khusus yang berbunyi otomatis ketika kendaraan melaju. Namun tentu saja suara tersebut tidak sebising mobil berbahan bakar minyak.
Pengisian Daya Makan Waktu Lama
Boros waktu dalam hal pengisian daya baterai turut menambah deret kekurangan mobil listrik. Untuk mengisi baterai sampai penuh rata-rata menghabiskan waktu 5-6 jam. Dari sisi kepraktisan sudah tentu mobil listrik kalah jauh daripada mobil berbahan bakar minyak. Sebab proses pengisian BBM sampai full hanya perlu 5-10 menit saja.
Harga Terbilang Mahal
Mahalnya harga listrik membuat banyak orang harus menunda keinginan membeli. Betapa tidak? Di Indonesia, mobil listrik spek standar saja harganya hampir menyentuh setengah milyar. Belum lagi biaya penggantian baterai yang bisa mencapai 50% dari harga mobilnya. Setelah tahu sederet kekurangan mobil listrik, ada baiknya untuk tidak buru-buru membeli dan menggunakannya. Paling tidak sampai produsen mobil listrik menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Bagaimana pun selalu prioritaskan keamanan saat berkendara.