Beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia gencar mempromosikan penggunaan mobil listrik. Dapat kita lihat sebagian kendaraan dinas petinggi negara saat ini juga sudah dalam jenis mobil listrik.
Mobil listrik memang sedang viral di negara-negara berkembang. Padahal jika tahu sejarah perkembangannya di dunia, mobil listrik sebenarnya bukanlah temuan terbaru di bidang teknologi otomotif. Sebab ratusan tahun silam jenis mobil listrik sudah pernah ada dan sempat berjaya di masanya.
Flocken Elektrowagen merupakan salah satu bukti bahwa mobil listrik sudah ada pada era 1888. Sekaligus menjadi jenis mobil listrik tertua yang mendapat pengakuan dunia. Nama belakang mobil ini berasal dari nama penemunya sendiri yakni Andreas Flocken.
Sejarah Mobil Listrik Flocken Elektrowagen
Meski tergolong jenis mobil listrik tertua di dunia, namun menurut catatan sejarah temuan Andreas Flocken ini bukanlah mobil listrik pertama. Sebelum Flocken Elektrowagen rilis, tahun 1832 seorang inovator asal Inggris, Robert Anderson, telah berhasil menciptakan mobil listrik beroda tiga.
Meski membanggakan, namun debut Robert Anderson ini masih tergolong sangat sederhana. Meski dapat dikendarai, namun mobil yang menggunakan tenaga baterai tersebut lebih mirip seperti kereta ketimbang mobil. Fitur-fiturnya pun sangat sederhana, kecepatan melaju rendah, serta ketahanan baterai yang lemah dan tanpa bisa isi ulang.
Akibatnya, mobil listrik Robert Anderson tidak berkesan di hati pengguna dan gagal bertahan lama di pasaran. Atas kekurangan-kekurangan tersebut, masyarakat tidak berkenan menganggap Robert Anderson ini sebagai sebuah jenis mobil listrik ideal.
Tahun 1859 Gaston Plante yang seorang ilmuwan Perancis berusaha menyempurnakan temuan Robert Anderson tersebut. Dalam hal ini Gaston berjasa menemukan baterai isi ulang. Jadinya energi dapat tersimpan dalam waktu cukup lama untuk membuat mobil bisa berjalan. Meski bisa bilang dibilang berhasil, namun terobosan Gaston masih memerlukan koreksi sana-sini.
Tahun 1888 Andreas Flocken mulai unjuk gigi. Pengusaha muda berbakat itu melakukan berbagai eksperimen untuk menghasilkan sebuah mobil listrik yang lebih canggih dari segala sisi. Kinerja Flocken memang tak sia-sia. Ia berhasil menciptakan “Flocken Elektrowagen”, sebuah kendaraan roda empat sebagaimana idealnya sebuah mobil.
Temuan Andreas Flocken mendapat sambutan positif secara global. Sekaligus mendapat pengakuan bahwa Flocken Elektrowagen adalah tonggak sejarah dari berbagai jenis mobil listrik yang beredar luas saat ini.
Spesifikai Flocken Elektrowagen dalam Dua Masa
Andreas Flocken membekali mobil listrik temuannya itu dengan motor penggerak 0.9 kW dan baterai seberat 100 kg. Itu yang membuat Flocken Elektrowagen tersebut mampu melaju 15 km/jam.
Dari pesona luar, jenis mobil listrik satu ini memang masih ada kemiripan dengan kereta kuda. Hanya saja sudah memiliki empat roda yang menjadikannya lebih stabil saat melaju. Sebuah tudung yang bisa disetel buka-tutup berfungsi melindungi pengemudi dan penumpang dari hujan dan panas.
Lantaran Flocken Elektrowagen belum memiliki kap depan, maka sang penemu membuat jalur khusus di bagian belakang mobil untuk instalasi elektrikalnya.
Di masa kejayaan mobil listrik ini, Andreas Flocken sempat memproduksi beberapa unit untuk memenuhi permintaan pasar. Di tahun 1903, Andreas Flocken bahkan memproduksi generasi kedua Flocken Elektrowagen dengan beberapa pembaruan di beberapa titik. Contoh di bagian setir, velg, kotak baterai, dan suspensi pegas ulir.
Sayangnya, masa kejayaan jenis mobil listrik tertua di dunia ini pada akhirnya tumbang karena adanya pergeseran minat konsumen. Meski demikian, keberadaannya telah menginspirasi para inovator untuk menciptakan mobil listrik dengan spek dan model lebih canggih lagi.